Begini Cara Bakti Sosial Para Pelaku Kriminal
NEW YORK - Untuk merehabilitasi wilayah yang rusak akibat badai Sandy, pemerintah kota New York bekerjasama dengan sejumlah yayasan dan LSM dengan cara unik.
Mereka memberikan kesempatan bagi para remaja pelaku kriminal tanpa kekerasan yang sedang dalam masa percobaan untuk berbakti sosial di kawasan rehabilitasi badai Sandy.
Kegiatan ini dinilai sangat bermanfaat bagi warga yang dibantu sekaligus mengubah hidup para remaja tersebut. Berikut liputannya.
[ Sourch: ROL/Voa-islam.com ]
Label:
internasional,
news
Hendak menyembunyikan kebenaran, polisi Israel kembali menahan jurnalis Palestina
Polisi Israel-Ilustrasi |
Abu Atta yang ditangkap pada saat fajar itu
kemudian dibawa ke pusat interogasi al-Moskobiyya. Hal
ini juga disampaikan oleh Yayasan Al-Aqsa dalam sebuah siaran pers pada Selasa
(24/9).
Abu Atta ditangkap di Masjid Al-Aqsha dan kemudian akan menjalani interogasi, menurut pernyataan tersebut.
Yayasan Al-Aqsa mengecam penangkapan Mahmoud Abu Atta dan menganggapnya
sebagai tindakan pidana oleh polisi “Israel” yang ditujukan untuk
membungkam realitas mengenai apa saja yang
terjadi di Masjid Al-Aqsa.
Yayasan ini juga menambahkan bahwa polisi “Israel” seringkali
menargetkan para jurnalis di Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa.
Polisi “Israel” melakukan hal itu untuk menyembunyikan kebenaran di balik pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh mereka terhadap warga Palestina dan tempat-tempat suci mereka, ungkap
Yayasan Al-Aqsa.
[ arrahmah.com ]
Label:
internasional,
lintas-peristiwa,
news
Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Ribuan Bungkus Rokok
TANJUNG PINANG - Kantor Bea dan Cukai
Tanjungpinang, Kepulauan Riau, berhasil menggagalkan penyelundupan sebanyak
6.300 bungkus rokok ilegal berbagai merek. Barang ilegal itu dibawa dari
Kawasan Bebas Batam menuju Tanjungpinang.
Selain rokok, petugas juga mengamankab sebanyak 480 bungkus cerutu dan tembakau iris sebanyak 71 tin. "Barang-barang tersebut tidak dilengkapi dokumen serta tanpa pita cukai yang melekat pada bungkus rokok," kata Kasi Informasi dan Pelayanan Bea Cukai Tanjungpinang, Nangkok Pasaribu di Tanjungpinang, Selasa (24/9).
Nangkok mengatakan, penegahan terhadap barang-barang kena cukai yang dibawa penumpang kapal MV Marina dari kawasan bebas Batam itu dilakukan pada 27 Juli 2013.
"Barang kena cukai dari Batam harus dilengkapi dokumen PPFTZ dan juga wajib dilekati pita cukai," tegas Nangkok. Nangkok menaksir kerugian negara akibat penyelundupan rokok yang tidak dilekati pita cukai itu mencapai Rp276,823 juta.
"Saat ini barang-barang itu dikuasai negara untuk didtetapkan menjadi barang milik negara. Dalam kasus ini tidak ada yang ditetapkan sebagai tersangka karena ini barang bawaan penumpang," katanya.
Nangkok mengatakan terus melakukan pengawasan dan penindakan terhadap barang bawaan penumpang dari Kawasan FTZ Batam yang tidak dilengkapi dokumen resmi agar negara tidak dirugikan.
Selain rokok, petugas juga mengamankab sebanyak 480 bungkus cerutu dan tembakau iris sebanyak 71 tin. "Barang-barang tersebut tidak dilengkapi dokumen serta tanpa pita cukai yang melekat pada bungkus rokok," kata Kasi Informasi dan Pelayanan Bea Cukai Tanjungpinang, Nangkok Pasaribu di Tanjungpinang, Selasa (24/9).
Nangkok mengatakan, penegahan terhadap barang-barang kena cukai yang dibawa penumpang kapal MV Marina dari kawasan bebas Batam itu dilakukan pada 27 Juli 2013.
"Barang kena cukai dari Batam harus dilengkapi dokumen PPFTZ dan juga wajib dilekati pita cukai," tegas Nangkok. Nangkok menaksir kerugian negara akibat penyelundupan rokok yang tidak dilekati pita cukai itu mencapai Rp276,823 juta.
"Saat ini barang-barang itu dikuasai negara untuk didtetapkan menjadi barang milik negara. Dalam kasus ini tidak ada yang ditetapkan sebagai tersangka karena ini barang bawaan penumpang," katanya.
Nangkok mengatakan terus melakukan pengawasan dan penindakan terhadap barang bawaan penumpang dari Kawasan FTZ Batam yang tidak dilengkapi dokumen resmi agar negara tidak dirugikan.
[ ROL ]
Seorang Kakek Ditemukan Tewas Mengambang di Kolam
SUMEDANG - Seorang kakek ditemukan tewas
mengambang di kolam milik warga di Kampung Babakan Ceuri RT 05/RW 01, Desa
Kertaharja, Kec. Tanjungkerta, Selasa (24/9/13) sekira pukul 6.00 WIB. Korban
bernama Arba Bin Zaskia (90), warga Dusun Bojongberod RT 03/ RW 02 Desa
Kertaharja, Kec. Tanjungkerta.
Mayat korban ditemukan Tahya (70) warga
setempat, dengan kondisi sudah mengambang dan telungkup di kolam. Diduga kuat,
korban tewas akibat terjatuh ke kolam. Terlebih, hasil pemeriksaan polisi di
tubuh korban tidak ditemukan luka bekas penganiayaan. Adapun luka lebam,
kemungkinan akibat korban terpeleset hingga akhirnya terjatuh ke kolam
tersebut.
“Korban memang sudah pikun dan memiliki
penyakit ayan,” kata Kepala Desa Kertaharja, Dudun ketika ditemui di lokasi
kejadian di Babakan Ceuri, Desa Kertaharja, Selasa (24/9/13).
Menurut dia, penemuan mayat korban, bermula
ketika Tahya akan beres-beres rumahnya, melihat sebuah benda mirip karung yang
mengambang di kolam, Karena penasaran, Tahya langsung mendekati kolam tersebut.
Saat mendekat, yang disangka karung ternyata sesosok mayat mengambang di kolam
dengan kondisi telungkup.
“Dalam kondisi kaget dan panik, Tahya pun
langsung berteriak memberitahukan tetangganya, termasuk saya. Kebetulan rumah
saya dekat lokasi kejadian. Karena korban satu kampung dengan saya, sehingga
langsung dikenali. Saat ditemukan, korban mengenakan baju koko coklat dan
celana panjang biru,” ujar Dudun.
Ia menyebutkan, sebelum kejadian sekira pukul
00.00 WIB, korban sempat mengatakan kepada anaknya, Ny. Uun (45) ingin
berangkat ke Sumedang. Namun, karena sudah larut malam sehingga Ny. Uun
melarangnya.
“Mungkin karena tetap ingin berangkat ke
Sumedang kota, sehingga korban nekat berangkat sendiri tanpa sepengetahuan
anaknya. Maklum sudah tua dan pikun, diduga saat di perjalanan Ki Arba
terpeleset hingga terjatuh ke kolam. Memang Ki Arba sebelumnya sering main ke
Sumedang kota sendirian.” tuturnya.
Ketika dikonfirmasi di Mapolres Sumedang,
Kabag Ops Polres Sumedang, Komisaris Oesman Imam Qomarudin membenarkan kejadian
itu. Ia mengatakan, diduga kuat korban tewas akibat terjatuh ke kolam milik
warga. “Terlebih, kondisi korban sudah pikun mengingat usianya sudah tua,”
katanya.
Dikatakan, dari keterangan warga, korban
keluar rumah pukul 3.00 WIB dini hari. Karena kondisinya sudah tua dan pikun,
kemungkinan di perjalanan korban terpeleset hingga terjatuh ke kolam milik
seorang warga. “Sekira pukul 6.00 WIB, korban ditemukan warga setempat sudah
tewas mengambang di kolam dengan posisi telungkup. Jenazah korban tadi pagi
sudah dimakamkan oleh keluarganya,” tutur Oesman.
[PRLM]
Label:
lintas-peristiwa,
news,
regional
Lagi, Nazaruddin Tuding Mendagri Pembohong
JAKARTA -
Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhamad Nazarudin, kembali menuding
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi telah melakukan kebohongan
publik.
"Saya mau bilang Mendagri melakukan pembohongan besar, pembohongan publik," katanya saat tiba di gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Anas Urbaningrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2013).
Kebohongan yang ditudingkan Nazaruddin, merujuk pada penyataan Mendagri bahwa anggaran APBN 2011 dibahas dengan Ketuanya Harry Azhar. "Itu bohong betul, bahwa anggaran APBN 2011 tentang proyek e-KTP itu dibahas pada bulan September-Oktober 2010, ketuanya Melkias Mekeng," tukasnya.
Nazar pun bingung dengan ucapan Mendagri yang mengatakan dirinya orang baik. Padahal menurut dia sebaliknya.
"Itu bukan orang baik, tapi pura-pura baik. Jadi ini proyek nilainya Rp 5,9 triliun, saya dan (Setya) Novanto semua merekayasa proyek ini semua bahwa marketnya Rp 2,5 triliun,” tutupnya.
"Saya mau bilang Mendagri melakukan pembohongan besar, pembohongan publik," katanya saat tiba di gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Anas Urbaningrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (23/9/2013).
Kebohongan yang ditudingkan Nazaruddin, merujuk pada penyataan Mendagri bahwa anggaran APBN 2011 dibahas dengan Ketuanya Harry Azhar. "Itu bohong betul, bahwa anggaran APBN 2011 tentang proyek e-KTP itu dibahas pada bulan September-Oktober 2010, ketuanya Melkias Mekeng," tukasnya.
Nazar pun bingung dengan ucapan Mendagri yang mengatakan dirinya orang baik. Padahal menurut dia sebaliknya.
"Itu bukan orang baik, tapi pura-pura baik. Jadi ini proyek nilainya Rp 5,9 triliun, saya dan (Setya) Novanto semua merekayasa proyek ini semua bahwa marketnya Rp 2,5 triliun,” tutupnya.
[okezome.com]
Anak Hantam Kepala Ayah dengan Balok Hingga Tewas
INDRAMAYU – Seorang anak diduga mengalami gangguan jiwa
sering mengamuk sehingga terpaksa dipasung.
Saat pasungan itu dibuka, anak itu malah
mengamuk menghantam kepala ayahnya dengan sepotong kayu hingga tewas.
Jamani, 78, warga Kecamatan Bongas, mengalami luka
luka sangat parah. Kepalanya banyak mengeluarkan darah sehingga Selasa
(17/9) korban tewas.
Tak berhenti sampai disitu, pelaku juga mengamuk dan
menyerang uwaknya, Ny. Masem, 71 dengan kayu pengganjal pintu hingga luka
parah.
Keterangan di lokasi kejadian menyubutkan, AR awalnya
diduga mengindap gangguan jiwa. Pemuda itu sering mengamuk dan menyerang
siapapun yang berada di dekatnya.
Karena khawatir membahayakan keselamatan orang lain termasuk
keluarganya orang tua sepakat memasung AR di belakang rumah.
Setelah beberapa lama dipasung AR menunjukkan perbaikan. Dia
tak lagi mengamuk dan mau didekati orang tuanya. Melihat kelakuannya sudah
berubah pihak keluarga menaruh iba sehingga membuka kayu pasung yang
membelenggu kedua kakinya.
Setelah pasungannya dibuka, AR terlihat bersahabat dan duduk
tenang. Namun beberapa saat kemudian, AR masuk ke rumah meraih sepotong kayu
yang biasa dipergunakan mengunci pintu rumah dan mengayunkan ke kepala belakang
ayahnya Jamani yang tengah duduk.
Melihat kepala orang tuanya dihantam kayu, Ny. Masem uwaknya
menjerit. Jeritan itu membuat AR tambah kalap. Pelaku pun menyerang wanita
renta itu hingga luka parah dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Kapolsek Bongas AKP Noneng Sukarna mengemukakan, kasus itu
sedang dalam penyelidikan. Kata dia, pelakunya diduga mengalami gangguan jiwa.
[Poskota.news]
Label:
headline,
kriminal,
lintas-peristiwa,
news,
regional
IPW: Kompolnas Dzalimi Kapolri dan Calon Kapolri
Jakarta -
Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan manuver politik yang dilakukan
Kompolnas. Dalam dua bulan terakhir ini, sedikitnya ada tiga manuver politik
yang dilakukan Kompolnas, yang bisa membuat internal Polri terpecah-belah.
Misalnya, kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, Kompolnas merekrut sejumlah pati menjadi bakal calon Kapolri. Padahal belum ada surat permintaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terutama ke internal Polri agar mempersiapkan proses pergantian kapolri. Kemudian mewawancarai para bakal calon Kapolri dan meminta mereka melaporkan kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Dalam hal ini para pati cenderung dijadikan kelinci percobaan," kata Neta di Jakarta, Selasa (10/9).
Selain itu, Kompolnas juga mengumumkan ada tiga pati bakal Calon Kapolri punya rekening gendut, padahal sejauh ini belum ada proses hukum terhadap kasus rekening gendut di Polri. Bahkan Kapolri BHD waktu itu sudah mengatakan, kasus rekening gendut Polri sudah selesai. Dan KPK, sebagai lembaga pemberantasan korupsi tidak pernah mau menyidik kasus tersebut.
"Dari manuver politik ini, IPW menilai Kompolnas sudah melakukan pembunuhan karakter, baik terhadap Kapolri Timur Pradopo maupun terhadap para bakal Calon Kapolri, terutama yang disebut-sebut terlibat rekening gendut," katanya.
Dikatakannya, manuver politik Kompolnas ini sangat tidak etis dan bisa dinilai sebagai sebuah upaya untuk mendukung dan menggolkan calon tertentu. Untuk itu IPW, lanjut Neta, mendesak Kompolnas segera meminta maaf, terutama terhadap Kapolri Timur Pradopo yang sudah terdzalimi akibat adanya isu pergantian Kapolri yang digulirkan Kompolnas. Padahal sejauh ini belum terlihat ada tanda-tanda dari Presiden akan mengganti Kapolri Timur, sementara masa pensiun timur sendiri baru jatuh tempo pada Januari 2014 yang akan datang.
"Untuk itu IPW berharap, Kompolnas menghentikan manuver politiknya sampai kemudian ada surat dari Presiden ke Polri yang meminta diprosesnya pergantian Kapolri. Jika manuver politik Kompolnas ini dibiarkan akan terjadi tarik-menarik di internal Polri. Akibatnya, Polri tidak solid akibat intervensi pihak luar," katanya.
Misalnya, kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, Kompolnas merekrut sejumlah pati menjadi bakal calon Kapolri. Padahal belum ada surat permintaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terutama ke internal Polri agar mempersiapkan proses pergantian kapolri. Kemudian mewawancarai para bakal calon Kapolri dan meminta mereka melaporkan kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Dalam hal ini para pati cenderung dijadikan kelinci percobaan," kata Neta di Jakarta, Selasa (10/9).
Selain itu, Kompolnas juga mengumumkan ada tiga pati bakal Calon Kapolri punya rekening gendut, padahal sejauh ini belum ada proses hukum terhadap kasus rekening gendut di Polri. Bahkan Kapolri BHD waktu itu sudah mengatakan, kasus rekening gendut Polri sudah selesai. Dan KPK, sebagai lembaga pemberantasan korupsi tidak pernah mau menyidik kasus tersebut.
"Dari manuver politik ini, IPW menilai Kompolnas sudah melakukan pembunuhan karakter, baik terhadap Kapolri Timur Pradopo maupun terhadap para bakal Calon Kapolri, terutama yang disebut-sebut terlibat rekening gendut," katanya.
Dikatakannya, manuver politik Kompolnas ini sangat tidak etis dan bisa dinilai sebagai sebuah upaya untuk mendukung dan menggolkan calon tertentu. Untuk itu IPW, lanjut Neta, mendesak Kompolnas segera meminta maaf, terutama terhadap Kapolri Timur Pradopo yang sudah terdzalimi akibat adanya isu pergantian Kapolri yang digulirkan Kompolnas. Padahal sejauh ini belum terlihat ada tanda-tanda dari Presiden akan mengganti Kapolri Timur, sementara masa pensiun timur sendiri baru jatuh tempo pada Januari 2014 yang akan datang.
"Untuk itu IPW berharap, Kompolnas menghentikan manuver politiknya sampai kemudian ada surat dari Presiden ke Polri yang meminta diprosesnya pergantian Kapolri. Jika manuver politik Kompolnas ini dibiarkan akan terjadi tarik-menarik di internal Polri. Akibatnya, Polri tidak solid akibat intervensi pihak luar," katanya.
Lintasperistiwa.com
Kapolda Jabar janji sikat anak buah yang bekingi preman
Maraknya aksi premanisme membuat resah masyarakat. Lebih
parah ada preman yang dibekingi polisi. Kapolda Jabar Irjen Suhardi Alius memberi
peringatan jika ada anak buahnya yang menjadi beking.
"Kalau ada keterlibatan anggota Polri, pasti saya tindak, pasti saya proses. Itu janji saya," kata Suhardi, di Mapolda Jabar, Bandung, Rabu (18/9).
Dia mengaku sudah memetakan titik kerawanan di wilayah hukum Polda Jabar. Aksi premanisme biasanya kerap ditemukan di kota besar. Sedangkan di desa, relatif lebih kecil. Sehingga di tempat yang dinyatakan rawan premanisme akan intensif dilakukan razia.
"Kita petakan tempat mana saja potensi rawan (premanisme) cukup tinggi di Jabar," ungkapnya.
Dia meminta masyarakat untuk melapor kepada polisi jika ada temuan aksi premanisme. Di situ polisi akan langsung turun tangan memberantas preman jika ada masyarakat yang melapor. Kata dia Warga jangan segan-segan jika ada informasi tentang preman yang meresahkan di sekitar lingkungannya.
"Banyak masyarakat yang SMS ke kita, saya langsung tugaskan. Dalam hitungan menit direspon, dan dia langsung berterimakasih kepada saya karena saat itu juga ada anggota yang terjun," ungkapnya.
"Kalau ada keterlibatan anggota Polri, pasti saya tindak, pasti saya proses. Itu janji saya," kata Suhardi, di Mapolda Jabar, Bandung, Rabu (18/9).
Dia mengaku sudah memetakan titik kerawanan di wilayah hukum Polda Jabar. Aksi premanisme biasanya kerap ditemukan di kota besar. Sedangkan di desa, relatif lebih kecil. Sehingga di tempat yang dinyatakan rawan premanisme akan intensif dilakukan razia.
"Kita petakan tempat mana saja potensi rawan (premanisme) cukup tinggi di Jabar," ungkapnya.
Dia meminta masyarakat untuk melapor kepada polisi jika ada temuan aksi premanisme. Di situ polisi akan langsung turun tangan memberantas preman jika ada masyarakat yang melapor. Kata dia Warga jangan segan-segan jika ada informasi tentang preman yang meresahkan di sekitar lingkungannya.
"Banyak masyarakat yang SMS ke kita, saya langsung tugaskan. Dalam hitungan menit direspon, dan dia langsung berterimakasih kepada saya karena saat itu juga ada anggota yang terjun," ungkapnya.
Sourch: merdeka.com